Sebagai seorang pengusaha, sangat penting bagi Anda untuk mengetahui sejumlah istilah dalam keuangan. Meskipun terdengar rumit, istilah ini akan membantu Anda dalam mengurus manajemen keuangan, terutama jika Anda sedang merintis perusahaan dan belum memiliki tenaga keuangan ahli yang cukup dalam divisi keuangan.
Sehingga, Anda harus familiar dengan sejumlah istilah, terutama solvency ratio dan liquidity ratio. Kedua istilah ini akan memudahkan Anda saat memutuskan untuk menambah dana perusahaan lewat pinjaman. Lalu, apa itu solvency ratio dan liquidity ratio? Bagaimana rumus untuk menghitungnya?
Apa itu solvency ratio?
Solvency ratio adalah perhitungan kemampuan sebuah perusahaan dalam membayar seluruh utangnya, baik dengan jaminan aset perusahaan apa pun. Semakin rendah solvency ratio yang dihasilkan, maka semakin besar kemungkinan perusahaan tersebut gagal membayar kewajiban utangnya. Biasanya, ratio ini digunakan oleh calon investor yang berniat menanam modal atau oleh bank yang akan meminjamkan dana.
Hal itu terjadi karena solvency ratio menghitung langsung berdasarkan kas sebuah perusahaan tanpa menghitung laba bersihnya. Dengan ini, pihak terkait dapat melakukan depresiasi dan biaya non-tunai lainnya guna mengukur kemampuan perusahaan dalam bertahan serta melanjutkan kegiatan bisnis.
Solvency ratio memiliki skala minimum, di mana perusahaan yang memiliki ratio sebesar 20% ke atas akan dinyatakan sehat secara finansial, sehingga dapat membayar segala utang dan kewajiban tepat waktu tanpa mengalami pembengkakan.
Terdapat tiga jenis solvency ratio, salah satunya debt to equity ratio yang menghitung total kewajiban dengan ekuitas perusahaan untuk mengetahui berapa besar modal yang merupakan utang jaminan lancar. Kedua ada debt ratio untuk menghitung seberapa besar ketergantungan sebuah perusahaan dalam menggunakan utang sebagai dana untuk kegiatan operasional. Ketiga adalah time interest earned ratio yang menghitung kemampuan beban bunga utang dalam jangka panjang.
Apa itu liquidity ratio?
Sementara itu, liquidity ratio adalah kemampuan perusahaan dalam membayar utang jangka pendek. Secara garis besar, liquidity ratio diartikan bahwa perusahaan memiliki pemasukan yang lancar serta aset yang cukup untuk membayar utang jangka pendek sesuai tanggal jatuh tempo, sehingga menghindari pembengkakan anggaran akibat denda.
Terdapat skala yang digunakan untuk liquidity ratio sebuah perusahaan. Jika skala sebuah perusahaan bernilai 1, maka perusahaan mampu memenuhi kewajiban untuk membayar utang jangka pendek dan disebut likuid. Sedangkan, jika skala perusahaan berada di bawah 1, maka perusahaan tersebut berada dalam kondisi mengkhawatirkan karena tidak dapat membayar utang jangka pendek sesuai tanggal jatuh tempo.
Apa saja perbedaan solvency ratio dan liquidity ratio
Meskipun terlihat sama, solvency ratio dan liquidity ratio sendiri memiliki perbedaan mencolok dari segi jangka waktu peminjaman dan cara menghitungnya. Perbedaan tersebut adalah;
1. Tujuan penghitungan bagi bisnis
Perbedaan utama antara solvency ratio dan liquidity ratio terletak pada jangka waktu peminjaman utang perusahaan. Solvency ratio menghitung kemampuan perusahaan dalam membayar utang untuk jangka waktu panjang, menandakan bahwa perusahaan tersebut selalu membayar utang tepat waktu dan tidak pernah mengalami kendala pembayaran dalam waktu yang lama.
Sedangkan, liquidity ratio menghitung kemampuan perusahaan membayar utang jangka pendek tanpa menghitung kemampuan membayar dalam waktu panjang. Jadi, jika perusahaan tidak mampu membayar utang jangka pendek, maka perusahaan tersebut dinyatakan bermasalah berdasarkan liquidity ratio nya.
2. Rumus dan contoh soal
Untuk memudahkan Anda dalam memahami solvency ratio dan liquidity ratio, berikut contoh simple untuk memahami konsep penghitungan dan rumus yang digunakan.
– Solvency ratio
PT Angin Sungai adalah perusahaan besar yang memiliki banyak pabrik di mana-mana. Perusahaan ini memiliki laba bersih sebesar Rp50.000.000 dengan penyusutan sebesar Rp10.000.000. Sedangkan, perusahaan ini memiliki kewajiban jangka panjang sebesar Rp250.000.000. Maka, solvency ratio dari PT Angin Sungai adalah;
Rumus solvency ratio: Rasio Solvabilitas = (Laba bersih + Penyusutan) : Total Kewajiban
Maka: (50.000.000 + 10.000.000) : 250.000.000
= 60.000.000 : 250.000.000
= 0.24 x 100%
= 24%
Sementara itu, rumus Jangka waktu pembayaran hutang adalah: Jangka waktu = total utang : solvency ratio
Maka, 100 : 24= 4.16
Karena solvency ratio PT Angin Sungai berada di angka 24%, maka finansial perusahaan ini dikatakan sehat dan diperkirakan dapat menyelesaikan semua utang dan kewajiban mereka dalam waktu kurang lebih 4 tahun.
Mengumpulkan data-data penting dan akurat untuk menghitung liquid ratio dan solvency ratio adalah kewajiban sebagai pengusaha, contohnya data terkait aset dan kewajiban utang. Oleh sebab itu, pastikan dulu keuangan perusahaan sudah tersusun rapi dengan layanan Financial Accounting & Bookkeeping dan Innovation Accounting dari Trier Consulting. Jasa ini sangat cocok untuk Anda yang sedang merintis perusahaan dan sedang membutuhkan tenaga keuangan ahli.
Dengan dikerjakan tenaga keuangan yang berkualitas, maka laporan keuangan perusahaan Anda akan tersusun dengan baik dan mudah mendapat kepercayaan calon investor. Selain itu, planning tentang keuangan perusahaan akan tersusun baik sehingga terhindar dari defisit keuntungan. Segera hubungan Trier Consulting untuk konsultasi keuangan perusahaan Anda di sini!