Akuntansi perpajakan

Akuntansi perpajakan

Akuntansi perpajakan (tax accounting) merupakan salah satu spesialisasi dalam bidang akuntansi. Bidang ini bertujuan menyiapkan laporan untuk menentukan besaran pajak perusahaan. Dalam prosesnya, akuntansi perpajakan meliputi pencatatan, pengklarifikasian, dan peringkasan laporan keuangan yang disesuaikan dengan undang-undang perpajakan yang berlaku.

Melalui artikel ini, Anda akan mendapatkan informasi mengenai jenis-jenis akuntansi perpajakan dan contoh perhitungannya. Setiap pebisnis perlu memahami akuntansi perpajakan mengingat adanya kewajiban membayar pajak. Nah, informasi di bawah ini akan membantu Anda mendapatkan informasi akuntansi perpajakan yang dibutuhkan. Yuk, simak!

3 Jenis akuntansi perpajakan

Secara umum, jenis akuntansi perpajakan dibagi menjadi tiga. Berikut penjelasan masing-masingnya:

1. Akuntansi perpajakan individu

Akuntansi perpajakan individu berlaku bagi individu yang wajib membayar pajak. Di dalamnya mencakup pajak gaji, investasi, pendapatan bisnis, pendapatan sewa, pemotongan, kerugian, serta pendapatan lainnya. Semua hal yang berdampak pada beban pajak entitas, termasuk pengeluaran pribadi yang tidak mempunyai implikasi pajak, dicatat dalam akuntansi perpajakan individu. Tujuannya adalah untuk pengendalian dan pembatasan kesulitan pengembalian pajak.

2. Akuntansi perpajakan perusahaan

Akuntansi perpajakan perusahaan berlaku bagi perusahaan besar dan bisnis legal. Jenis akuntansi ini mencatat pendapatan dan arus kas keluar perusahaan. Biasanya, akuntan pajak di-hire untuk melacak aspek kewajiban bisnis dan transparansi arus keluar secara kompleks demi menghindari masalah hukum. Jenis akuntansi ini pun mencakup dana yang digunakan untuk investasi, serta berbagai jenis dana lain yang masih berhubungan dalam ruang lingkup bisnis.

3. Akuntansi perpajakan organisasi bebas pajak

Akuntansi perpajakan organisasi bebas pajak tidak wajib membayar pajak, namun kewajiban untuk mengajukan pengembalian tahunan tetap berlaku. Laporan ini mencakup keterangan tentang investasi dana, jumlah sumbangan yang diterima, serta bagaimana bisnis memakai dana tersebut. Tujuannya tidak lain adalah agar organisasi bebas pajak tetap patuh terhadap undang-undang dan peraturan yang berlaku.

Cara menghitung pajak perusahaan

Perusahaan sebagai subjek pajak memiliki kewajiban untuk melapor dan membayar pajak, mulai dari awal perusahaan berdiri hingga berhenti ketika perusahaan tidak lagi beroperasi. Untuk menghitung pajak perusahaan, ada mekanisme umum yang biasa dipakai. Berikut informasinya:

1. Menghitung pajak penghasilan dari penghasilan kena pajak

Anda dapat menghitung pajak penghasilan badan usaha setelah mengetahui jumlah penghasilan perusahaan kena pajak. Caranya adalah dengan mengurangi penghasilan neto fiskal (penghasilan bersih wajib pajak) dan kompensasi kerugian fiskal (kerugian yang dialami perusahaan).

Jika tidak terdapat penghasilan kena pajak akibat kerugian pada penghasilan bruto, maka kerugian itu dikompensasikan dengan penghasilan mulai tahun pajak selanjutnya hingga lima tahun. Adapun jumlah penghasilan pajak didapat dari hasil neto fiskal dikurangi kompensasi kerugian fiskal.

2. Menghitung pajak penghasilan (PPh terutang)

Anda bisa mengetahui jumlah pajak penghasilan terutang dengan menggunakan rumus penghasilan kena pajak dikali tarif pajak yang berlaku. Secara umum, tarif pajak penghasilan perusahaan adalah 25% dari penghasilan kena pajak. Ketentuan ini tertuang dalam Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 tentang PPh, tepatnya pada pasal 17 ayat (1) bagian b.

Sebelum Anda menghitung nominal pajak perusahaan, ada sejumlah variabel yang harus dilengkapi. Untuk menghitung pajak terutang, misalnya, Anda harus mengetahui jumlah setoran PPh karyawan, penghasilan kena pajak (PKP), termasuk juga jumlah wajib pajaknya. Gunakan rumus 25% x PKP = PPh badan untuk menghitung pajak terutang.

Ambil contoh perusahaan Anda punya penghasilan kena pajak senilai Rp2 miliar. Dengan demikian, pajak terutang perusahaan adalah 25% x Rp2 miliar = Rp500 juta. Namun, perlu Anda ketahui, penghasilan yang dipotong dengan PPh final tidak menggunakan rumus ini. Terdapat aturan sendiri untuk perhitungan tarif PPh final sesuai dengan peraturan pemerintah.

Nah, itu tadi informasi mengenai jenis-jenis akuntansi perpajakan dan contoh perhitungannya yang perlu Anda ketahui. Jika masih bingung menghitung pajak perusahaan sendiri, Anda bisa gunakan jasa Tax Compliance dari Trier Consulting.Jasa Tax Compliance dari Trier Consulting bisa memberikan bantuan dalam menghitung dan melaporkan pajak tiap bulan. Anda juga bisa mendapat saran dan masukan terkait perencanaan pajak yang tepat dan efisien tanpa melanggar peraturan pajak yang berlaku. Klik di sini untuk berkonsultasi dengan tim Trier Consulting!