Macam-macam rasio profitabilitas

Macam-macam rasio profitabilitas

Penghitungan rasio dalam sebuah bisnis dilakukan untuk melihat prediksi perkembangan perusahaan, khususnya dari tingkat laba yang didapatkan. Hal inilah yang menjadi fokus utama dari rasio profitabilitas, yakni menilai kinerja perusahaan terhadap keuntungan yang akan diperoleh. Nah, rasio profitabilitas sendiri ternyata terdiri dari beberapa jenis. Berikut macam-macam rasio profitabilitas yang penting untuk Anda ketahui!

Margin Laba Bersih

Jenis pertama dari rasio profitabilitas adalah Margin Laba Bersih. Dalam dunia ekonomi dan pembukuan, rasio ini disebut juga dengan Net Profit Margin (NPM). Pengertiannya adalah perbandingan hasil laba bersih sesudah dikurangi pajak dan juga penjualan bersih. Fungsinya untuk melihat efisiensi pengendalian beban penjualan dan pengeluaran.

Di sisi lain, NPM juga digunakan dalam pembanding dari kinerja dalam periode tertentu.  Perusahaan pun harus melakukan strategi agar NPM pada waktu tertentu bisa meningkat. Jika meningkat, maka indikasinya adalah kondisi perusahaan sedang sehat.

Margin Laba Kotor

Kedua ada Margin Laba Kotor atau dikenal dengan Gross Profit Margin (GPM). Definisi sederhananya adalah perhitungan dari penjualan yang dikurangkan beban. Adapun tujuan jenis rasio profitabilitas satu ini adalah sebagai bahan evaluasi perusahaan ketika melakukan kontrol terhadap biaya perusahaan, khususnya persediaan produk.

Sama halnya seperti NPM, GPM juga dapat digunakan untuk acuan dalam mengukur tingkat efektivitas kinerja di sebuah perusahaan, terutama ketika perusahaan akan menentukan harga produknya. Apabila harga produk naik, GPM produk dapat menurun. Begitu pun sebaliknya. Dengan begitu, ketika GPM besar, kinerja sebuah perusahaan pun bagus.

Rasio Pengembalian Ekuitas

Macam-macam rasio profitabilitas yang ketiga adalah Rasio Pengembalian Ekuitas atau dikenal pula dengan Return on Equity Ratio (ROE). Jenis ini mengacu pada instrumen dalam melakukan penghitungan dari sebuah perusahaan; apakah mampu menghasilkan laba modal atau ekuitas yang sudah diberikan para pemegang saham atau pemodal.

Dengan kata lain, ROE ini merupakan kemampuan perusahaan mengelola dana dari investor. Ketika laba yang diperoleh tinggi, maka penilaian ROE juga akan tinggi. Hal itu berlaku pula sebaliknya. Nah, dengan ROE tinggi, keuntungan bagi perusahaan adalah mampu meningkatkan kredibilitas sehingga investor lebih percaya dengan perusahaan tersebut.

Rasio Pengembalian Aset

Jenis keempat rasio profitabilitas yang perlu diketahui adalah Rasio Pengembalian Aset atau lebih dikenal dalam dunia bisnis dengan istilah Return on Assets Ratio (ROA). Jenis ini digunakan dalam menilai dan melihat persentase dari laba terhadap semua aset milik perusahaan. 

Tujuan dari ROA tidak lain untuk melihat dan mengevaluasi kinerja dari sebuah perusahaan dari segi berapa keuntungan yang diperoleh terhadap aset perusahaan. Apabila hasil labanya tinggi terhadap aset, skor ROA biasanya akan meningkat. Hal itu berarti kinerja perusahaan pun dirasa sangat baik dalam periode tertentu.

Rasio Pengembalian Penjualan

Pada nomor lima macam-macam rasio profitabilitas, ada Rasio Pengembalian Penjualan atau Return on Sales Ratio (ROS). Biasanya, rasio ini digunakan untuk melakukan pengukuran terhadap perusahaan; apakah mampu mendapatkan keuntungan lebih besar daripada biaya variabel tertentu, khususnya variabel yang berkaitan dengan produksi.

Biaya variabel tersebut perlu dikurangkan dengan laba sebelum dikurangi pajak maupun bunga. Hasil dari rasio ini menunjukkan keuntungan perusahaan dari nilai margin operasional. Jadi, jika hasil labanya sebelum pajak dan bunga tinggi, maka skor ROS-nya pun tinggi. Artinya, semakin tinggi skor ROS, perusahaan bisa mendapatkan keuntungan yang besar pula.

Return on Investment

Keenam adalah Return on Investment (ROI). Istilah ini memang cukup populer dalam dunia bisnis, yakni metode penghitungan laba perusahaan terhadap semua aktiva yang ada. Jenis penghitungan ini bisa digunakan dalam melihat tingkat kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan atau laba dari aktiva total perusahaan.

Dari skor tersebut, apabila hasilnya tinggi, bisa dikatakan kinerja dari perusahaan semakin bagus. Begitu pun sebaliknya, jika skornya rendah, maka ada beberapa hal yang perlu dievaluasi untuk meningkatkan keuntungan perusahaan.

Earning per share

Fungsi utama earning per Share (EPS) ialah menghitung kemampuan perusahaan berdasarkan nilai dari saham per lembarnya dalam mendapatkan laba. Dari sini, dapat disimpulkan secara sederhana bahwa EPS adalah bagian perusahaan mendapatkan untung dari saham.

EPS ini sangat diperhatikan bagi para pemegang saham. Hal itu bukan tanpa alasan, karena mereka bisa memetakan keuntungan yang didapatkan nantinya. Jika skornya tinggi, menandakan bahwa perusahaan lebih kompeten dan kredibel.

Pengembalian Modal yang Telah Dipakai

Pengembalian Modal yang Dipakai juga termasuk macam-macam rasio profitabilitas. Istilah lainnya dikenal dengan Return on Capital Employed (ROCE). Tujuannya untuk melihat laba perusahaan terhadap nilai modal seluruhnya milik perusahaan. Skor ROCE biasanya ditampilkan dalam model persentase. ROCE ini dapat digunakan untuk melihat tingkat efisiensi perusahaan dalam kinerja satu periode akuntansi. 

Itulah macam-macam rasio profitabilitas yang penting untuk Anda ketahui dalam bisnis. Dalam menghitung rasio profitabilitas, diperlukan data pemasukan dan pengeluaran bisnis yang akurat. Karenanya, pastikan dulu keuangan perusahaan sudah tersusun rapi dengan layanan Financial Accounting & Bookkeeping dari Trier Consulting. Didampingi tenaga ahli dengan kompetensi tinggi, tim Trier Consulting akan membantu Anda dalam merapikan kondisi keuangan bisnis. Dengan begitu, bisnis Anda pun bisa melesat lebih kencang lagi. Tunggu apa lagi, segera rasakan manfaatnya dengan mulai konsultasi sekarang juga!