Business valuation

Business valuation

Bagi para pebisnis, memiliki perusahaan yang sukses adalah sebuah cita-cita. Namun, apa yang menjadi standar kesuksesan perusahaan tersebut? Ada sebuah standar yang bisa mengukur taraf kesuksesan sebuah perusahaan. Business valuation atau valuasi bisnis yang menghitung besaran nilai ekonominya dapat menjadi acuan kesuksesan suatu perusahaan.

Dengan menggunakan valuasi, sebuah perusahaan dianggap mempunyai kapasitas dalam sebuah industri. Hal ini nantinya akan berpengaruh pada penanaman modal oleh investor. Memangnya, apakah valuasi bisnis dan bagaimana metodenya? Simak penjelasannya di bawah ini!

Pengertian business valuation

Business valuation adalah sebuah proses yang umum untuk dilakukan. Dalam proses ini, perusahaan akan menentukan nilai ekonomi dari seluruh unit bisnis mereka. Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan untuk mengukur nilai ekonomi suatu perusahaan. Valuasi bisnis ini sangat penting untuk menentukan nilai kewajaran suatu bisnis seperti nilai jual, penetapan kemitraan, perpajakan, bahkan proses pemecahan. 

Dengan mengetahui valuasi bisnis, perusahaan dapat menetapkan harga jual jika ingin dilakukan merger atau akuisisi. Sederhananya, bila perusahaan Anda memiliki nilai valuasi sebesar Rp100 miliar, maka perusahaan yang ingin mengambil alih harus menyiapkan dana sebesar itu.

Metode business valuation

Untuk menetapkan business valuation, ada beberapa metode yang bisa dilakukan. Beberapa metode itu adalah:

1. Market valuation method

Market valuation method dikenal juga dengan kapitalisasi pasar. Metode ini merupakan valuasi bisnis yang paling sederhana di antara yang lainnya. Kapitalisasi pasar dilakukan dengan melakukan perhitungan yang cukup mudah, yaitu mengalikan jumlah total saham yang beredar dengan harga saham perusahaan. 

Contoh mudahnya adalah bila sebuah perusahaan X diperdagangkan di harga Rp1.000 dengan total saham yang beredar sebanyak 10 juta. Maka, valuasi perusahaan tersebut bernilai Rp1.000 x 10 juta = Rp10 miliar.

2. Cost valuation method

Metode yang satu ini didasarkan oleh logika substitusi. Artinya, investor yang bijak tidak akan melakukan pembayaran lebih untuk biaya pengganti. Ada dua poin yang penting dalam metode cost valuation ini, yaitu biaya reproduksi dan biaya penggantian.

Biaya reproduksi adalah perkiraan biaya saat itu. Biaya ini berfungsi untuk mengukur replika aset, teknik dan standar konstruksi, desain, dan menggabungkan seluruh kekurangan serta kelebihan perusahaan. Sedangkan, biaya penggantian adalah tarif yang dikenakan untuk mengganti properti yang sudah ada dengan yang setara pada waktu tertentu.

3. Income valuation method

Income valuation method didasari oleh nilai saat ini yang sama dengan nilai dari arus kas masa depan. Metode ini adalah salah satu pendekatan tradisional untuk melakukan valuasi. Meski demikian, dibutuhkan begitu banyak detail dan analisis. Metode ini memiliki risiko yang tinggi karena banyak bergantung pada asumsi. 

Cara melakukan metode ini adalah dengan menghitung estimasi arus kas tahunan. Kemudian, mengonversi arus kas yang diperkirakan pada nilai saat ini dengan menggunakan tingkat pengembalian. Dari arus kas tersebut, dilakukan perhitungan risiko relatif, lalu estimasi nilai sisa dan konversikan. Mencapai nilai valuasi bisnis dengan metode ini akan sulit dan rumit. Dibutuhkan seorang ahli yang memiliki pengetahuan yang cukup serta pengalaman untuk menghitung business valuation berdasarkan metode ini.

4. Time revenue method

Time revenue adalah metode yang dihasilkan selama periode waktu tertentu. Kemudian, aliran pendapatan tersebut diterapkan ke penggandaan tergantung pada industrinya. Contohnya, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang teknologi memiliki nilai valuasi sebesar tiga kali dari pendapatan, sedangkan perusahaan jasa hanya bisa dinilai dengan 0,5 kali dari pendapatan mereka.

5. Discounted Cash Flow (DCF) method

Metode terakhir ini didasarkan pada proyeksi arus kas masa depan yang telah disesuaikan untuk mendapat nilai pasar saat ini. Metode Discounted Cash Flow atau DCF ini juga mempertimbangkan nilai inflasi untuk memastikan business valuation suatu perusahaan.

Contoh business valuation

Setiap metode valuasi bisnis memerlukan data yang lebih rinci, terutama metode Discounted Cash Flow yang juga memperkirakan aspek inflasi di masa mendatang. Perhitungan DCF akan memerlukan estimasi pendapatan serta pengeluaran bisnis dalam beberapa tahun ke depan. Dari sana, Anda akan mendapat arus kas bersih. Setelah itu, perhitungkan discount rate setiap tahun untuk mendapatkan nilai valuasi yang tepat di masa depan.

Menghitung business valuation tidaklah mudah. Diperlukan adanya seorang profesional yang memiliki pengalaman di bidang ini. Jika Anda seorang pelaku bisnis yang butuh informasi seputar nilai perusahaan sebagai bahan pengambilan keputusan, Anda bisa menggunakan jasa Due Diligent & Valuation dari Trier Consulting.

Konsultan dari Trier Consulting telah berpengalaman dalam menjalankan due dilligent dan juga business valuation yang berguna bagi perusahaan Anda. Lakukan ekspansi bisnis, penjualan saham, pembelian perusahaan, atau sekadar mengevaluasi kinerja dengan Trier Consulting. Informasi lebih lanjut, Anda bisa mengunjungi kami di sini!