Manajemen keuangan merupakan hal krusial dalam jalannya sebuah bisnis. Hal itu terjadi karena semua kegiatan di perusahaan membutuhkan biaya yang diatur oleh bagian keuangan, sehingga kegiatan produksi tidak akan melebihi modal yang sudah ada.
Selain itu, sebagai pengusaha, Anda juga harus memahami sejumlah istilah dalam keuangan, termasuk salah satunya liquidity ratio. Memahami liquidity ratio adalah hal penting yang harus Anda lakukan sebelum menambah modal perusahaan melalui pinjaman. Lantas, apa itu liquidity ratio? Simak ulasannya di bawah ini!
Pengertian liquidity ratio
Menurut S. Munawir, liquidity ratio adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. Secara garis, besar liquidity ratio diartikan bahwa perusahaan memiliki pemasukan yang lancar serta aset yang cukup untuk membayar utang jangka pendek sesuai tanggal jatuh tempo, sehingga menghindari pembengkakan anggaran akibat denda.
Terdapat skala yang digunakan untuk liquidity ratio sebuah perusahaan. Jika skala sebuah perusahaan bernilai 1, maka perusahaan mampu memenuhi kewajiban untuk membayar utang jangka pendek dan disebut likuid. Sedangkan jika skala perusahaan berada di bawah 1, maka perusahaan tersebut berada dalam kondisi mengkhawatirkan karena tidak dapat membayar utang jangka pendek sesuai tanggal jatuh tempo.
Pentingnya mengetahui liquidity ratio bagi bisnis
Mengetahui liquidity ratio adalah sebuah keharusan bagi Anda sebagai pengusaha karena memiliki manfaat yang penting untuk kelancaran sebuah perusahaan. Dengan perhitungan liquidity ratio yang sesuai, Anda dapat mengantisipasi dana darurat (emergency fund) untuk kebutuhan perusahaan yang mendesak, sehingga keuangan perusahaan tidak kosong setelah membayar utang jangka pendek.
Selain itu, Anda juga bisa mengukur tingkat efisiensi manajemen perusahaan; apakah sudah efektif atau belum. Jika utang dan bunganya meningkat namun diimbangi dengan pemasukan yang juga meningkat, maka kinerja perusahaan masih terbilang efektif dan tidak perlu dikhawatirkan.
Di sisi investor, liquidity ratio akan menjadi acuan untuk melihat kondisi keuangan sebuah perusahaan. Tentunya mereka tidak ingin mengalami kerugian karena menanam modal di perusahaan yang mengalami penurunan atau bahkan memiliki utang melebihi profit.
Liquidity ratio juga menjadi tolak ukur lembaga keuangan seperti bank untuk melihat apakah sebuah perusahaan layak untuk diberi pinjaman. Pasalnya, bunga utang bank cukup tinggi dan jika perusahaan tidak memiliki kemampuan membayar utang beserta bunganya, maka akan sulit bagi bank untuk memberikan pinjaman.
Jenis-jenis liquidity ratio
Terdapat tiga jenis liquidity ratio dengan rumus dan skala perhitungan yang berbeda. Jenis-jenis dari liquidity ratio tersebut adalah;
1. Cash ratio
Cash Ratio adalah cara menghitung liquidity ratio sebuah perusahaan dengan menjadikan kas perusahaan sebagai patokan utamanya. Rumus menggunakan cash ratio adalah: cash ratio = (kas/aset perusahaan + utang lancar).
Sebagai contoh, PT Angin Muson memiliki kas sejumlah Rp10.000.000, aset perusahaan sejumlah Rp5.000.000, dan utang lancar sebesar Rp7.000.000.
Maka, (10.000.000 + 5.000.000) : 7.000.000 = 2.14
Sesuai dengan skala minimal dalam liquidity ratio adalah 1, maka keuangan PT Angin Muson sudah likuid dan dapat membayar utang jangka pendek sesuai tanggal jatuh tempo. Namun, cash ratio sendiri jarang digunakan karena uang kas yang tidak digunakan untuk pengembangan perusahaan dan dibiarkan menumpuk, dinilai tidak produktif.
2. Current ratio
Cara perhitungan menggunakan current ratio lebih simpel dibandingkan dua jenis lainnya karena hanya berdasarkan aktiva perusahaan yang ada saat ini. Aktiva yang dinilai adalah aktiva yang dapat ditukarkan sebagai kas perusahaan dalam satu tahun. Secara singkat, rumusnya adalah: current ratio = current assets/current liabilities.
Katakanlah PT Angin laut memiliki aktiva lancar sejumlah Rp10.000.000 dengan kewajiban lancar Rp6.000.000, Maka, current ratio-nya adalah 10.000.000 : 6.000.000 = 1.6
Artinya, PT Angin laut juga memiliki kemampuan untuk membayar utang jangka pendek.
3. Quick ratio
Rumus terakhir yang dapat digunakan untuk mengetahui liquidity ratio adalah quick ratio dengan menghitung aktiva lancar yang paling likuid dibanding dengan kewajiban lancar. Rumus sederhananya adalah: quick ratio = Aktivasi lancar – Persediaan/utang lancar.
Misalnya, PT Hold Express memiliki aktiva lancar sejumlah Rp25.000.000 dengan kas sebesar Rp5.000.000 dan kewajiban lancar sejumlah Rp30.000.000. Maka, quick ratio-nya adalah: (25.000.000 – 5.000.000) : 30.000.000 = 0.6
Dengan ini, PT Hold Express tidak mampu membayar utang jangka pendeknya tepat waktu dan berisiko mengalami pembengkakan bunga utang.
Kini, Anda telah memahami liquidity ratio adalah komponen penting dalam keuangan untuk membantu kemampuan perusahaan Anda dalam membayar utang. Karenanya, mengumpulkan data-data penting dan akurat untuk menghitung liquidity ratio adalah kewajiban sebagai pengusaha, contohnya data terkait aset dan kewajiban utang.
Oleh sebab itu, pastikan dulu keuangan perusahaan sudah tersusun rapi dengan layanan Financial Accounting & Bookkeeping dan Innovation Accounting dari Trier Consulting. Jasa ini sangat cocok untuk Anda yang sedang merintis perusahaan dan membutuhkan tenaga keuangan ahli.
Dengan dikerjakan tenaga keuangan yang berkualitas, maka laporan keuangan perusahaan Anda akan tersusun dengan baik dan mudah mendapat kepercayaan calon investor. Selain itu, planning tentang keuangan perusahaan akan tersusun baik sehingga terhindar dari defisit keuntungan. Segera hubungan Trier Consulting untuk konsultasi keuangan perusahaan Anda di sini!