Apa itu innovation accounting? Dengan berkembangnya dunia bisnis, otomatis teknologi yang ada di dalamnya pun ikut berkembang. Salah satu contohnya adalah teknologi pembukuan atau akuntansi. Tanpa inovasi, pembukuan berpotensi menjadi tidak relevan. Sebab, model bisnis baru seperti startup tentu memiliki beberapa komponen yang tidak dimiliki model bisnis konvensional. Alhasil, pembukuannya pun tentu akan berbeda.
Namun, sebenarnya bagaimana penerapan innovation accounting, terutama pada model bisnis startup? Apa saja tahapan-tahapannya? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, Anda bisa menyimak ulasan berikut ini.
Definisi innovation accounting
Innovation accounting sendiri merupakan suatu cara untuk mengevaluasi kemajuan bisnis baru yang metrik utamanya seperti pendapatan, jumlah pelanggan, ROI (return of investment), dan pangsa pasar masih dalam posisi nol. Perlu diketahui, keempatnya merupakan jenis metrik yang biasanya digunakan pada perusahaan mapan.
Pembukuan ini memberikan kerangka indikator utama yang saling terkait dan masing-masing dapat memprediksi kesuksesan. Setiap indikator dalam ikatan tersebut penting; jika terdapat satu mata rantai yang putus, maka perusahaan harus segera mengambil tindakan.
Tahapan innovation accounting
Untuk melakukan innovation accounting, perusahaan startup harus melalui tiga tahapan. Masing-masing tahapan memiliki fokus yang berbeda. Berikut penjelasan untuk masing-masing tahapan:
1. Level satu
Tahapan pertama ini menitikberatkan pada pengguna produk (atau layanan). Metrik yang diterapkan pada level satu berkaitan erat dengan penggunaan produk serta potensi pengembangannya. Metrik di level satu ini harus bisa dilacak dengan mudah.
Alasannya tak lain adalah agar proses riset dan pengembangan produk bisa tetap sejalan dengan respons dari pelanggan. Tidak hanya pada produk yang laku terjual, tapi juga pada produk yang kurang diminati atau banyak dicoba namun tidak membuahkan pembelian.
Contoh metrik innovation accounting level satu yang bisa digunakan perusahaan startup: jumlah konversi pengguna, kecepatan riset dan pengembangan produk, serta jumlah respons pengguna.
2. Level dua
Berikutnya ada level dua. Pada level ini, yang menjadi sorotan adalah asumsi pengembangan. Bisa dibilang, perusahaan startup berjalan karena adanya asumsi. Berangkat dari sebuah asumsi, perusahaan kemudian menciptakan produk atau layanan baru.
Namun, asumsi tersebut tentu harus diukur sebelum bisa diteruskan. Apakah memang dapat dikembangkan? Apakah bisa menjawab permasalahan yang ada pada masyarakat? Pada sebuah perusahaan startup, ada dua jenis asumsi yang harus selalu diukur, yaitu growth assumption (asumsi pertumbuhan) serta value assumption (asumsi nilai).
Beberapa jenis metrik yang dapat diterapkan pada level dua ini di antaranya adalah level retensi pembeli, kemampuan untuk membayar harga yang lebih mahal, hingga level pembelian berulang.
3. Level tiga
Pada level tiga ini, pembukan mulai masuk pada situasi sebenarnya. Pengukuran dilakukan melalui NPV atau net present value. NPV menampilkan situasi yang sebenarnya terjadi dan bukan lagi merupakan asumsi semata seperti pada level sebelumnya.
NPV pada perusahaan konvensional biasanya memasukkan metrik seperti biaya produksi serta pembagian saham. Namun, untuk kasus startup, yang dijadikan metrik adalah poros penggerak jangka panjang. Misalnya, jumlah pengunjung yang berhasil dijadikan pelanggan hingga kisaran biaya yang dikeluarkan oleh setiap pelanggan.
Dengan menerapkan tiga tahapan di atas, maka startup tak lagi bergerak atas dasar asumsi semata. Meski metrik utama secara efektif masih ada pada posisi 0, startup bisa mendapatkan gambaran yang jelas atas masa depan perusahaan. Itulah letak kehebatan innovation accounting.
Manfaat innovation accounting
Dengan menerapkan innovation accounting, Anda secara tak langsung telah membantu tim untuk tetap fokus pada asumsi paling penting terkait pengembangan produk. Selain itu, inovasi akuntansi juga merupakan suatu konsep yang dapat mengintegrasikan penggunaan sumber daya lintas fungsi dan divisi perusahaan.
Penerapan innovation accounting juga membantu startup memperjelas pertumbuhan jangka panjang mereka. Dengan inovasi ini, maka riset dan pengembangan produk akan mengikuti sistem dengan alur yang jelas. Perkembangannya pun bisa terus dipantau dan diaudit karena model pembukuan ini mendorong penciptaan nilai baru (dari pertumbuhan nilai).
Mengingat banyaknya manfaat innovation accounting bagi perusahaan startup, tentu sayang jika Anda tidak menerapkannya. Merasa kesulitan untuk memulai model pembukuan baru ini? Anda tidak perlu bingung, sebab kini Trier Consulting telah menyediakan jasa Innovation Accounting.
Jasa Innovation Accounting dari Trier Consulting mendukung perusahaan startup untuk bisa menciptakan inovasi yang benar-benar dapat diimplementasikan dan dilepas kepada khalayak umum. Tim profesional Trier Consulting menawarkan planning sekaligus monitoring yang tepat, cepat, dan akurat dalam berinovasi. Dengan begitu, startup Anda dapat terus menghasilkan produk inovatif dan tentunya bermanfaat sehingga perusahaan bisa terus berjalan. Mulai konsultasi Anda dengan tim ahli Innovation Accounting Trier Consulting sekarang juga!